Sabtu, 15 November 2014

Ceramah Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua



Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya jualah sehingga pada kesempatan ini detik ini kita semua masih diberikan kesehatan, kekuatan untuk dapat hadir di tempat yang kita cintai ini, dalam rangka mengikuti lomba Ramadhan Ceria Laporo yang diadakan oleh organisasi HIPPMAL Kendari tahun 2014 yang diselenggaraklan di Masjid Nadhatul Fhata Labahawa.

Salawat serta wasalam semoga tetap tercurahkan Kepada nabi besar Muahammad Saw, karena beliaulah pembawa ajaran yang benar yakni agama islam, agama yang senan tiasa diridhoi oleh Allah Swt dari alam kegelapan kealam yang terang benderang yang penuh iman dan islam seperti kita rasakan pada kesempatan hari ini.

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Izinkanlah saya akan mebawakan judul cerema saya yang berjudul :

“BERBUAT BAIK TERHADAP KEDUA ORANG TUA”

Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah Saw, siapakah orang yang harus aku patuhi Rasulullah Saw, menjawab Ammuka Ibu, kemudian sahabat kembali bertanya siapa lagi ya Rasulullah, tetap memberikan jawaban yang sama Amuka Ibu  hingga tiga kali, kemudian sahabat bertanya lagi siapalagi ya Rasulullah, Rasulullah dengan hati yang tabah ia menjawabnya kembali Abukka Ayahmu.

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah merupakan perintah agama. Perintah berbuat baik kepada orang tua, berulang kali disebutkan dalam Al-qur’an dan hadis Nabi Saw. Bahkan dalam ayat Al-qur’an perintah berbuat baik kepada kedua orang tua. Sebagaimana Allah Swt dalam firman-Nya dalam Al-qur’an surah al-ahqaf ayat 15 :

Yang artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,........ “(al-ahqaf : 15)

Dari ayat tersebut, menunjukan bahwa betapa pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua, sehingga perintah itu setelah perintah menyembah kepada Allah Swt. Setelah kekuasaan Tuhan yang Maha Pencipta, kedua orang tualah yang menjadi perantara kelahiran kita di dunia dan keduanya juga telah merawat kita sejak kecil hingga dewasa.

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Dan sebagaimana yang kita ketahui, semenjak dalam kandungan, ibu telah banyak berjuang dan berkorban demi keselamatan anaknya. Dalam berbuat baik apapun, ibu selalu berhati-hati demi keselamatan anaknya. Tugas seorang ibu sangat berat, ia harus merawat , menyusui, mendidik, dan melindunginya hingga menjadi dewasa.

Semua dilakukan dengan senang hati dan tukus ikhlas meski harus bersusah payah dan tak kenal lelah. Begitulah jerih payah, perjuangan dan pengorbanan seorang ibu. Demikian juga perjuangan seorang ayah demi anaknya juga tak bisa dipandang ringan. Tanggungjawab dan pengorbanannya juga begitu besar dalam mencari nafkah, melindungi keluarga. Semuanya dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan suatu balasan apapun. Ketika pengorbanan dan jerih payah kedua orang tua yang besar kasih sayangnya, perhatianya, serta pendidikan yang mereka berikan kemudian dibalas dengan kedurhakaan oleh seorang anak, maka pantaslah perbuatan anak tersebut tergolong sebagai dosa besar. Berbuat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah wajib bagi setiap orang. Sedangkan berani dan mendurhakai kedua orang tua termaksud perbuatan dosa besar. Begitu pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua sampai keridhoan  dan kemurkaan Allah Swt. Terikat erat dengan keridhoan  dan kemurkaan kedua orang tua sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Berikut ini :

Artinya : “ Barang siapa yang membuat keridhoan  kedua orang tua sungguh dia telah membuat keridhoan  kepada pencipta-Nya dan barang siapa yang membuat murkah kedua orang tua sunggu dia telah membuat murkah pencipta-Nya”

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Pada dasarnya semua bentuk peribadahtan adalah bertujuan untuk mendapatkan keridhoan -Nya ketika kita melakukan shalat lima waktu, membayar zakat, berpuasa, menolong antar sesama, beramal sosial, dan ibadah-ibadah yang lain. Kemudian kita belum bisa membuat kerelahan hati kedua orang tua dan bahkan selalu menyakitinya, maka amal-amal yang kita lakukan bisa jadi sia-sia belaka dan tak mendapat apa-apa dari Allah Swt. Disebabkan terhalangnya oleh ridho Allah oleh ketidak ridhohan dan kemarahan hati kedua orang tua. Sebab kemarahan kedua orang tua dapat menjadikan kemarahan Allah Swt.

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Oleh sebab itu, mari kita usahakan dengan sebaik-baiknya, agar hati kedua orang tua senang dan rela dengan apa yang kita katakan dan yang kita kerjakan. Bial hati mereka legah niscaya akan banyak membawah kebaikan dan manfaat bagi hidup kita, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Dan sebaliknya, kemarahan dan ketidak relaan hati kedua orang tua akan sangat mungkin menyempitkan usaha kita bahkan membawa kesengasaraan hidup di dunia maupun di akhirat. Sebagamana Allah Awt berfirman dalan Al-qur’an surah An-nisa’ ayat 36 :
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ)  ,,,,,,,,, ÇÌÏÈ
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,,,,, (Q.S Ani-nisa : 36)

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.

Semoga Allah selalu menganugrahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita mampu memenuhi kewajiban kita sebagai anak terhadap kedua orang tua kita dengan sebaik-baiknya. Dan semoga kita tergolong hamba hambah-Nya yang menadapat ridho-Nya, karena keridhoan kedua orang tua, sehingga kita mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Aamiiin....

Kaum  muslimin dan muslimah yang dirahamati Allah Swt.
            Demikianlah cerama yang dapat saya samapaikan. Apabila ada kata-kata yang menyinggung di hati hadirin sekalian yang ada disini pada kesempatan ini saya mengucapkan permohonan maaf. Seperti pepatah mengatakan :
-         Jika pedang mengiris kulit;
-         Masih hendak untuk mencari obatnya, tapi;
-         Jika lidah ini yang menyinggung hati hadirin sekalian yang ada disini, karena isi hati manusia siapa yang tahu?;
-         Maka dari itu, hanya ucapan maaf yang tulus dan ikhlas yang dapat saya berikan untuk mengobati hati hadirin sekalian.

Akhirul kalam ...
Billahi taufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar